Senin, 07 April 2014

Ahmad Farhan : Raja-Raja Saudi

visit www.loogix.com
                                                                                                                                                                   

made at loogix.com

Dinasti Arab Saudi

صاحب الجلالة الملك عبدالعزيز بن عبد الرحمن بن فيصل آل سعود
Abdul aziz
عبد العزيز آل سعود
Ibn Saud.jpg
Memerintah
14 August 1932 – 9 November 1953 (21 tahun, 87 hari on throne)
22 September 1932
Pendahulu
Himself as King of Nejd and Hejaz
Pengganti
Memerintah
8 January 1926 – 23 September 1932 (6 tahun, 259 hari)
Pengganti
Himself as King of Saudi Arabia
Anak
Nama lengkap
Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Muhammad bin Saud
Ayah
Ibu
Sarah Al Sudairi
Lahir
15 January 1876
Riyadh,
 Second Saudi State
Meninggal
9 November 1953 (aged 77)
Taif
Dikubur
Agama

 Abdul Aziz As Saud (Riyadh, sekitar 1880Taif, 9 November 1953) (bahasa Arab: عبدالعزيز آل سعود) adalah Raja Arab Saudi yang pertama. Dia juga dikenali dengan berbagai nama, di antaranya Ibnu Saud. Ia berasal dari Keluarga Kerajaan Saudi yang memerintah sebagian dari Jazirah Arab.
Riwayat hidup
Ibnu Saudi dilahirkan di Riyadh dan merupakan anak pasangan Abdul Rahman bin Faisal dan Sara binti Ahmad al-Kabir Sudayri. Pada tahun 1890, semasa berusia sepuluh tahun, Ibnu Saud mengikuti keluarganya dalam pengasingan di Kuwait setelah dikalahkan oleh dinasti Rashidi, saat itu Nejd (semenanjung Arab Saudi saat ini) bukan bagian dari Kesultanan Utsmani, melainkan daerah merdeka yang dikuasai oleh beberapa kabilah suku. Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya di Kuwait.
Pada tahun 1901, semasa berusia 22 tahun, Ibnu Saud menggantikan ayahnya sebagai ketua keluarga dinasti Saud dengan gelar Sultan Nejd. Ia kemudian memulai kampanye untuk merebut kembali tanah dari dinasti Rashidi di tempat yang kini merupakan Arab Saudi. Pada tahun 1902, dia bersama-sama dengan pasukan keluarga dan saudaranya berhasil merebut Riyadh.
Merebut kembali kekuasaaan
Dua tahun setelah berhasil merebut Riyadh, Ibnu Saud berhasil menguasai separuh dari Nejd. Meskipun begitu, pada tahun 1904, dinasti Rashidi meminta bantuan dari Kesultanan Utsmaniyah untuk mengalahkan dinasti Saud (Keluarga Kerajaan Saudi). Kerajaan Utsmaniyah mengirimkan pasukan ke Arabia (Tanah Arab) dan ini menyebabkan kekalahan dinasti Saud pada 15 Juni 1904, namun setelah pasukan Utsmaniyah mundur disebabkan masalah tertentu, pasukan dinasti Saud berhasil mengumpulkan kembali kekuatannya.
Pada tahun 1912, Ibnu Saud berhasil menguasai Nejd dengan bantuan para mujahid dibawah pimpinan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pada tahun 1922 dinasti Saud berhasil mengalahkan dinasti Rashidi dan ini mengakhiri penguasaan dinasti Rashidi di Tanah Arab.
Pada tahun 1932, setelah menguasai sebagian besar Jazirah Arab dari musuh-musuhnya, Ibnu Saud menamakan tanah gabungan Hijaz dan Nejd sebagai Arab Saudi.
Minyak dan pemerintahan Ibnu Saud
Setelah minyak bumi ditemukan di Arab Saudi pada tahun 1938, Ibnu Saud memberikan izin bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan sekutunya untuk melakukan eksplorasi minyak di wilayah Arab Saudi. Segala keuntungan hasil penjualan minyak dibagi untuk Amerika Serikat dan sekutunya dan keluarga Saud. Keuntungan hasil penjualan minyak yang semakin bertambah menyebabkan Ibnu Saud mulai membelanjakan uang itu untuk membangun Kerajaan Arab Saudi dan menyejahterakan segenap rakyatnya. Amerika Serikat dan Inggris menjadi sahabat dekat Arab Saudi hingga sekarang.
Ia memberi aturan kepada suku-suku nomadik agar mulai saat itu mereka tinggal secara tetap di suatu tempat. Ia juga memulai usaha untuk memberantas tindakan kriminal terutamanya tindakan kriminal terhadap terhadap para peziarah di Makkah dan Madinah.
Perang asing
Saat Perang Dunia II, Arab Saudi ialah sebuah negara yang netral.
Pada tahun 1948, saat Perang Arab-Israel 1948 meletus, Ibnu Saud mengikuti peperangan tersebut.
Keluarga dan penerus
Jumlah anak Ibnu Saud tidak diketahui tetapi diperkirakan berjumlah 50 hingga 200 orang. Mereka terdiri dari: (nama yang menjadi Raja dihitamkan)

      1.  
Dengan Wadhba binti Muhammad al-Hazzam
1.  Saud (12 Januari 1902 - 23 Februari 1969); menjadi Raja Arab Saudi pada tahun 1953-1964
2.  Turki (1917-1919)
      2.   Dengan Tarfah binti Abdullah al-Shaykh Abdul-Wahab
1.  Khalid (lahir 1903, meninggal dunia semasa masih bayi)
2.  Faisal (April 1904 - 25 Maret 1975); menjadi Raja Arab Saudi pada tahun 1964-1975.
      3.   Dengan Jauhara binti Musa'd Al Saud
1.  Muhammad (1910-1988)
2.  Khalid (1913 - 13 Juni 1982); menjadi Raja Arab Saudi pada tahun 1975-1982
3.  Jauhara
4.  Anud (lahir 1917)
      4.   Dengan Bazza
1.  Nasser (lahir 1919)
2.  Bandar (lahir 1923)
3.  Fawwaz (lahir 1934)
      5.   Dengan Jauhara binti Sa'ad al-Sudairy
1.  Saad (1920 - 1990-an)
2.  Musaid (lahir 1923)
3.  Abdalmohsen (1925-1985)
      6.   Dengan Hussah binti Ahmad al-Sudairy
1.  Sa'ad (lahir 1914, wafat 1919)
2.  Fahd (1923 - 1 Agustus 2005); menjadi Raja Arab Saudi pada tahun 1982-2005
3.  Sultan (lahir 30 Desember 1930);(meninggal 22 Oktober 2011)
4.  Abdul-Rahman (lahir 1931)
5.  Turki (lahir 1932)
6.  Nayef (lahir 1934)
7.  Salman (lahir 1936)
8.  Ahmed (lahir 1940)
      7.   Dengan Shahida
1.  Mansur (1922 - 2 Mei, 1951)
2.  Mishal (lahir 1926)
3.  Qumasha (lahir 1927)
4.  Muteb (lahir 1931)
      8.   Dengan Fahda binti Asi al-Shuraim
1.  Abdullah (lahir Agustus 1924); Raja Arab Saudi sekarang, sejak 2005
2.  Nuf
3.  Sita
      9.   Dengan Haya binti Sa'ad al-Sudairy (1913 - 18 April 2003)
1.  Nura (mati 1930)
2.  Badr (lahir 1933)
3.  Hassa
4.  Abdalillah (lahir 1935)
5.  Abdalmajid (lahir 1940)
6.  Mashael
     10. Dengan Munaiyir
1.  Talal (lahir 1931)
2.  Badr (1931-1932)
3.  Mishari (1932 - 23 Mei 2000)
4.  Nawwaf (lahir 1933)
     11. Dengan Mudhi
1.  Majed (19 Oktober 1938 - 12 April 2003)
2.  Sattam (lahir 21 Januari 1941)
     12. Dengan Nouf binti al-Shalan
1.  Thamir (1937 - 27 Juni 1959)
2.  Mamduh (lahir 1940)
3.  Mashhur (lahir 1942)
     13. Dengan Saida al-Yamaniyah
1.  Hidhlul (lahir 1941)
     14. Dengan Baraka al-Yamaniyah
1.  Muqren (lahir 15 September 1945)
     15. Dengan Futayma
1.  Hamud (lahir 1947)
     16. Dengan ?? (tidak diketahui)
1.  Fahd (1905-1919)
2.  Sara (sekitar 1916 - Juni 2000)
3.  Shaikha (lahir 1922)
4.  Talal (1930-1931)
5.  Abdalsalam (1941)
6.  Jiluwi (1942-1944)









صاحب الجلالة الملك سعود بن عبدالعزيز بن عبد الرحمن بن فيصل آل سعود
Saud dari Arab Saudi
الملك سعود
Saud in 1957
Saud in 1957
Raja Arab Saudi
Memerintahlahir 12 Januari 1902 – meninggal 23 Februari 1969pada umur 67 tahun
PendahuluAbdulaziz
PenggantiFaisal
Nama lengkap
King Saud bin Abdul-Aziz bin Abdul-Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Muhammad bin Saud
WangsaRumah Saud
AyahAbdulaziz
IbuWadha binti Muhammed Al Urai'ir
Lahir12 Januari 1902
KuwaitAl Rashid
Meninggal23 Februari 1969 (aged 67)
AtenaYunani
AgamaIslam Sunni

      Saud ibn ’Abd al ’Aziz Al Su’ud (lahir 12 Januari 1902 – meninggal 23 Februari 1969 pada umur 67 tahun) ialah Raja Arab Saudidari tahun 1953 sampai 2 November 1964.
      Ia adalah anak sulung Raja Ibnu Saud.Ia kemudian dilantik menjadi putera mahkota pada 11 Mei 1933 dan ditabalkan menjadi raja setelah mangkatnya ayahnya pada tahun 1953. Semasa pemerintahannya banyak kantor pemerintahan didirikan di samping pendirian Universitas Raja Su'ud di Riyadh.
      Sepanjang pemerintahannya banyak ketidakpuasan disuarakan oleh anggota keluarganya sendiri. Seperti ayahandanya, ia mempunyai banyak anak lebih kurang 30 orang. Raja Saud memberi anak-anaknya kekuasaan yang tinggi di samping melantik mereka ke posisi-posisi yang penting di dalam kerajaan. Hal ini menyebabkan adik-adiknya terutama adik-adik tirinya merasa tidak puas. Mereka melihat anak-anak Raja Su'ud tidak mempunyai cukup pengalaman dalam memerintah negara di samping khawatir Raja Su'ud mungkin melantik anaknya untuk menggantikannya setelah ini. Raja Su'ud gemar membelanjakan uang negara demi kepentingan pribadi dan keluarganya. Ia juga membuat kekisruhan politik yang antaranya dikaitkan dengan percobaan pembunuhanGamal Abdel Nasser, Presiden Mesir ketika itu. Dia juga diketahui dengan sikapnya yang suka minum arak yang nyata-nyata merupakan perkara yang dilarang dalam Islam.
      Sebuahttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7670283814525780779#editor/target=post;postID=3242425433539596125;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=0;src=linkh perebutan kekuasaan oleh keluarganya sendiri terjadi pada tahun 1964 dengan disokong oleh golongan ulama. WalaupunMuhammad bin Abdul Aziz Al Su'ud merupakan pewaris tahta yang paling layak namun dia enggan menerimanya dan sebaliknya menyokong pengangkatan adik tirinya yaitu Faishal bin Abdul Aziz Al Su'ud sebagai raja. Raja Su'ud kemudian ke Jenewa, Swisssetelah diusir keluar dari Arab Saudi. Pada tahun 1966, Raja Su'ud telah dijemput oleh Presiden Gamal Abdel Nasser untuk tinggal diMesir. Ia meninggal dunia di Athena, Yunani pada tahun 1969.

صاحب الجلالة الملك فيصل بن عبدالعزيز بن عبد الرحمن بن فيصل آل سعود

Faisal dari Arab Saudi
فيصلبنعبدالعزيزآلسعود
King Faisal of Saudi Arabia on on arrival ceremony welcoming 05-27-1971 (cropped).jpg
Raja Arab Saudi
Memerintah2 November 1964 – 25 Maret 1975
PendahuluSaud
PenggantiKhalid
PasanganSultana bint Ahmed Al Sudairi
Al Jawhara bint Saud Al Kabir
Haya bint Turki Al Turki
Iffat Al-Thunayan
Anak
Pangeran Abdullah
Pangeran Mohammed
Putri Sara
Putri Lolowah
Pangeran Khalid
Pangeran Saud
Pangeran Sa'ad
Pangeran Abdul-Rahman
Pangeran Bandar
Putri Latifa
Putri Munira
Putri al-Jauhara
Putri al-Anud
Putri Misha'il
Putri Fahda
Putri Nura
Pangeran Turki
Putri Haifa
WangsaWangsa Saud
AyahRaja Abdulaziz
IbuTarfa binti Abduallah bin Abdulateef al Sheekh
LahirApril 1906
RiyadhAl Rashid
Meninggal25 Maret 1975 (umur 69)
Arab Saudi
AgamaIslam
      Faisal bin 'Abdul 'Aziz bin 'Abdurrahman as-Saud (bahasa Arab: فيصل بن عبدالعزيز آل سعود), dikenal dengan sebutan Malik Faisal (Raja Faisal), dan selaku penasehat pada masa jabatannya adalah Mufti pertama Arab Saudi, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh. Faisal lahir di Riyadh pada tahun 1906 dan merupakan anak keempat Raja 'Abdul 'Aziz bin 'Abdurrahman as-Saud, Rajapertama dari kalangan Bani Suud yang memproklamirkan berdirinya Negara Monarki Arab Saudi. Ia memiliki darah keturunan Bani Tamim dari pihak ayah maupun ibunya, dan ia pun juga adalah seorang keturunan Suku Quraisy. Wafat pada tahun 1975.

      Riwayat Hidup

      Dalam didikan keluarga dan ulama-ulama disekitarnya, Pangeran Faisal pun tumbuh sebagai anak yang baik dalam pendidikan kerohaniannya, bahkan ia sudah mampu menghafal Al-Qur'an dalam usia yang masih sangat muda. Dimasa remajanya, tepatnya diusia 16 tahun, Pangeran Faisal diangkat menjadi panglima perang dan diberi kepercayaan memimpin sebuah ekspedisi untuk memadamkan pemberontakan sebuah suku di wilayah Asir, Hijaz bagian selatan. Pengalaman militernya kembali digembleng diusia 19 tahun, ketika diberi kepercayaan mengomandani sebuah pasukan untuk merebut Jeddah dari suku Hashemit yang berhaluan Syi'ah Zaidiyah yang seringkali membuat makar melawan Pemerintah di Hijaz. Pangeran Faisal mencapai prestasi puncaknya dalam bidang militer pada tahun 1934, setelah beliau berhasil merebut pelabuhan Hoderida dalam waktu yang relatif singkat dari kekuasaan NegaraYaman Sekuler yang mana waktu itu Negara Yaman Sekuler dibantu oleh militer Kerajaan Inggris.

      Pada tahun 1932, Raja 'Abdul 'Aziz pun memproklamirkan berdirinya Negara Monarki Arab Saudi dengan Raja 'Abdul 'Aziz bin 'Abdurrahman sendiri sebagai Raja pertama pasca peresmiannya ini. Pada tahun ini pula, Pangeran Faisal diberi jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Arab Saudi. Pada sebuah pidato kenegaraannya dalam sebuah konferensi KTT Perdamaian dikota Versailles,Perancis, kharismanya berhasil memukau delegasi-delegasi negara asing yang hadir dalam konferensi tersebut.

      Setelah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengeluarkan resolusi pemecahan Palestina untuk pendirian negara Israel, Pangeran Faisal pun mendesak Raja 'Abdul 'Aziz untuk memutuskan hubungan diplomasi dengan Amerika Serikat yang menjadi salah satu pencetus resolusi tersebut, namun permintaannya ditolak oleh Raja 'Abdul 'Aziz karena masih adanya hubungan timbal balik di antara kedua negara tersebut waktu itu. Selepas Raja 'Abdul 'Aziz tersangkut kasus skandal keuangan yang menyebabkannya turun tahta, maka Pangeran Faisal pun dilantik menjadi pemerintah sementara menggantikan ayahnya yang tengah diasingkan keluar negeri oleh keluarganya. Dan pada tanggal 2 November tahun 1964, Pangeran Faisal pun resmi dilantik sebagai Raja kedua Arab Saudi menggantikan Raja 'Abdul 'Aziz dengan gelar Malik Faisal bin 'Abdul 'Aziz as-Saud.
      Raja Faisal dikenal sebagai pemimpin yang shalih dan sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Ia sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya, banyak sekali program-program baru yang dicanangkannya selepas penobatannya sebagai kepala negara. Beberapa diantaranya adalah, pada tahun 1967 Raja Faisal menggalakkan program penghapusan perbudakan, program ini ia lakukan dengan membeli seluruh budak di Arab Saudi dengan kas pribadinya hingga tak tersisa satupun budak yang dimiliki seorang majikan di negara itu, bahkan ada budak yang ia beli itu memiliki harga sangat mahal (dengan nilai mata uang dimasa itu), yaitu 2.800 dolar. Kemudian ia bebaskan budak-budak yang dibelinya tersebut dan dilanjutkan dengan pemberlakuan aturan tentang pelarangan adanya perbudakan di Arab Saudi untuk selamanya.
      Raja Faisal juga melakukan penyederhanaan gaya hidup keluarga kerajaan serta melakukan penghematan kas kerajaan dengan menarik 500 mobil mewah Cadillac milik istana, dana dari hasil program diatas salah satunya terealisasi pada pembangunan sumur raksasa hingga sedalam 1.200 meter sebagai tambahan sumber air rakyat untuk dialirkan pada lahan-lahan tandus disemenanjung Arab.
      Pada tahun yang sama dengan pencanangan program penghapusan perbudakan, Raja Faisal menyerukan Agresi melawan Israeldalam rangka pembelaannya terhadap tanah suci Al-Quds (Yerusalem) dan menghentikan Israel dari program pemekaran wilayah negaranya atas daerah-daerah disekitarnya. Seruan ini dijawab positif oleh Mesir dan Syria yang kemudian tiga negara ini membentuk koalisi militer melawan Israel yang pada saat itu diback-up secara besar-besaran dalam modal dan persenjataan oleh sekutunya, Amerika Serikat. Pada awalnya pasukan koalisi Arab (kaum Muslimin) berada diatas angin dan menguasai pertempuran dengan mudah, setelah pasukan koalisi Arab dari negara Mesir berhasil memukul mundur pasukan Israel dari Syam dan berencana masuk ke wilayah negara Israel untuk memperkuat Al-Quds, tiba-tiba Amerika Serikat mengumumkan pernyataan ancaman terhadapMesir tentang akan terjadinya pembantaian besar-besaran atas rakyat Mesir oleh Amerika jika Mesir nekat masuk ke wilayah Israel. Maka dalam rangka menyelamatkan negara dan rakyatnya, Gamal Abdul Nasir selaku pemimpin Mesir waktu itu pun terpaksa menarik mundur pasukannya dan mengurungkan niatnya masuk ke wilayah Israel.
      Raja Faisal yang mendengar intimidasi itupun marah dan menyerukan perang secara ekonomi melawan Amerika, yaitu dengan mengembargo ekspor minyak Arab Saudi ke Amerika. Negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (N.A.T.O) yang tadinya mendukung Amerika pun berbalik diam dan meninggalkan dukungannya atas Amerika dikarenakan takut terkena embargo besar Raja Faisal tersebut. Akibat dari embargo tersebut atas Amerika Serikat adalah lumpuhnya sektor industri dan transportasi, bahkan perekonomiannya menjadi kacau hingga mengalami krisis berkepanjangan yang diperkirakan baru bisa pulih selama sepuluh tahun kedepan (sejak dimulainya embargo).
      Dalam seruan khutbah Jihadnya melawan Israel, Raja Faisal berdo'a dihadapan khalayak agar Allah menetapkan kematiannya diterima Allah sebagai orang yang terbunuh dijalanNya (Syuhada). Ia juga berdo'a agar Allah bersegera mencabut nyawanya apabila ia tak mampu membebaskan tanah suci Al-Quds (Yerusalem) dari cengkeraman Israeldalam perang yang akan terjadi saat itu.[1]
      Pada tanggal 25 Maret 1975, Raja Faisal wafat pada tahun itu karena dibunuh. Pembunuhnya adalah keponakannya sendiri, yaitu Faisal bin Mus'ad yang baru saja pulang dariAmerika Serikat. Mus'ad menyamar sebagai delegasi Kuwait yang ingin bertemu Raja Faisal secara mendadak. Pada saat Raja Faisal berjalan kearahnya untuk menyambut, maka Faisal bin Mus'ad pun tiba-tiba mengeluarkan sepucuk pistol dan menembakkannya ketubuh Raja Faisal sebanyak tiga kali. Dari luka tembak tersebut, Raja Faisal kehabisan darah menghembuskan nafas terakhirnya tak lama setelah itu. Dari hasil penyidikan dan interogasi yang dilakukan, Faisal bin Musaid mengaku bahwa pembunuhan itu atas dasar inisiatifnya sendiri, selain teori konspirasi yang berhembus di masyarakat, petugas pun mencurigai adanya kerusakan mental pada Faisal bin Musaid. Akhirnya tak lama setalah itu, Ibnu Mus'ad (nama panggilan Faisal bin Musaid) itupun dihukum qishos (bunuh) dihadapan khalayak.


  

 صاحب الجلالة الملك خالد بن عبدالعزيز بن عبد الرحمن بن فيصل آل سعود
        Khalid bin 'Abd al 'Aziz Al Su'ud (1912 - 13 Juni 1982) (bahasa Arab: خالد بن عبد العزيز) ialah Raja Arab Saudi selepas peristiwa pembunuhan Raja Faisal yaitu pada tahun 1975 sampai ia meninggal dunia pada tahun 1982.
       Khalid dilantik menjadi Putera Mahkota pada tahun 1965 selepas kakaknya (kakak kandung) yaitu Muhammad bin Abdul Aziz Al Su'udmenolak untuk menjadi raja. Ia tidak begitu berminat dengan politik dan memberikan kekuasaan pemerintahan kepada adik tirinya yaitu Putera Mahkota Fahd.

      Untuk memperingati penyusunan kembali Majelis Menteri-Menteri pada tahun 1975, Raja Khalid mengangkat Putera Mahkota Fahdsebagai Wakil Perdana Menteri. Pada tahun 1976, Raja Khalid terpaksa pergi ke Amerika Serikat untuk mendapatkan perawatan disebabkan masalah jantung. Raja Khalid menanyakan kepada Presiden Jimmy Carter, Presiden Amerika Serikat ketika itu untuk menjual pesawat pejuang kepada Arab Saudi untuk memberantas kegiatan komunis di sana. Pengantaran pertama enam belas buah pesawat pejuang F-15 di bawah perjanjian dengan Presiden Carter tiba pada tahun 1982. Sebagian pemerhati luar menggangap senjata tradisional dan lama tidak lagi sesuai digunakan di Arab Saudi.
      Pendapat ini ternyata tepat saat sekurang-kurangnya 500 teroris menawanMasjidil Haram di Mekkah pada 20 November 1979.
      Ia membuat keputusan untuk membawa masuk buruh asing ke dalam negara untuk membantu pembangunan negara. Raja Khalid meninggal dunia akibat serangan jantung. Ia digantikan oleh Putera Mahkota Fahd.


خادم الحرمين الشريفين الملك فهد بن عبدالعزيز بن عبد الرحمن بن فيصل آل سعود

         
Fahd bin Abdulaziz Al-Saud
فهد بن عبد العزيز آل سعود
فهد بن عبد العزيز آل سعود
Raja Arab Saudi
Penjaga Dua Masjid Suci
Perdana Menteri Arab Saudi
Fahd bin Abdul Aziz.jpg
Raja Arab Saudi
Memerintah13 Juni 1982 – 1 Agustus 2005
PendahuluRaja Khalid
PenggantiRaja Abdullah
WaliRaja Abdullah
(21 Februari 1996 – 1 Agustus 2005)
Menteri Pendidikan pertama
Menjabat1954–1962
PenggantiAbdulaziz bin Mohammad Al al-Shaikh
Menteri Dalam Negeri ke-6
Menjabat1962–1975
PendahuluFaisal bin Turki Al Saud
PenggantiNayef bin Abdul-Aziz Al Saud
Anak
Faisal bin Fahd
Khaled bin Fahd
Muhammad bin Fahd
Saud bin Fahd
Sultan bin Fahd
Abdul-Aziz bin Fahd
WangsaWangsa Saud
AyahIbn Saud
IbuHassa binti Ahmad Al Sudairi
Lahir16 Maret 1921
RiyadhKerajaan Hejaz
Meninggal1 Agustus 2005 (usia 84)
Rumah Sakit Raja Faisal,RiyadhArab Saudi
Dikubur1 Agustus 2005
Pemakaman Al Oud, Riyadh
AgamaIslam
      Raja Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud (bahasa Arab: فهد بن عبد العزيز آل سعود) (lahir di Riyadh, 16 Maret 1921 – meninggal di Riyadh, 1 Agustus 2005 pada umur 84 tahun) adalah Raja sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi.
           Pada tahun 1953, dalam usia 30 tahun, Fahd dilantik sebagai Menteri Pendidikan oleh ayahnya, Raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al-Saud. Kemudian pada tahun 1962 dia menjadi Menteri Dalam Negeri. Lima tahun kemudian, Fahd menjadi Wakil Perdana Menteri Kedua.

      Pada 25 Maret 1975, Raja Faisal dibunuh keponakannya dan Raja Khalid naik takhta. Fahd dipilih menjadi Putra Mahkota dan Wakil Perdana Menteri Pertama. Pada masa-masa akhir pemerintahan Raja Khalid, Fahd dipandang sebagai perdana menteri de facto.
      Saat Raja Khalid meninggal dunia pada 13 Juni 1982, Fahd menjadi penerus takhta. Dia membangun ekonomi Arab Saudi dan menjalin hubungan yang erat dengan pemerintah Amerika Serikat.
      Raja Fahd terkena stroke pada tahun 1995 dan kondisinya melemah. Tugas menjalankan kerajaan pun diberikan kepada Putra mahkota Abdullah. Raja Fahd wafat pada 1 Agustus 2005.



خادم الحرمين الشريفين الملك عبد الله بن عبدالعزيز بن عبد الرحمن بن فيصل آل سعود

Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud
عبد الله بن عبد العزيز آل سعود
Penjaga Dua Kota Suci
Abdullah of Saudi Arabia.jpg
Raja Arab Saudi ke-6
Memerintah1 Agustus 2005
Baiat2 Agustus 2005
PendahuluFahd bin Abdul Aziz
PewarisSalman bin Abdul Aziz
Komandan Garda Nasional Saudi ke-5
Masa jabatan26 Januari 1963 – 16 November 2010
PendahuluSaad bin Saud bin Abdul Aziz
PenggantiMutaib bin Abdullah
Nama lengkap
Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Muhammad bin Saud
WangsaAl-Saud
AyahAbdul Aziz bin Saud
IbuFahda binti Asi Al-Shuraim[1]
Lahir1 Agustus 1924 (umur 89)
RiyadhKerajaan Hejaz
AgamaIslam Sunni
Riwayat Hidup
         Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud (Arab: عبد الله بن عبد العزيز آل سعود, lahir 1 Agustus 1924; umur 89 tahun)[2] adalah Raja Arab Saudiyang keenam. Setelah sebelumnya bergelar Pangeran Abdullah, ia mencapai puncak kekuasaan pada 1 Agustus 2005, sesaat setelah wafatnya Raja Fahd. Ia telah tampil sebagai penguasa de facto dan mewakili peran Raja Arab Saudi sejak tahun 1995, yaitu sejak Raja Fahd mengalami penurunan kesehatan akibat stroke. Pada 3 Agustus 2005 ia terpilih menjadi raja setelah wafatnya raja terdahulu, yang adalah saudara seayahnya.[3] Salah seorang anaknya, Pangeran Mutaib bin Abdullah, menggantikan jabatannya sebagai komandan Dewan Garda Nasional Saudi.
      Ia adalah salah satu dari 37 putra Raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al-Saud (pendiri Arab Saudi modern) yang lahir dari rahim Fahada binti Asi-al Syuraim yang adalah istri kedelapan Abdul Aziz dari keluarga Rasyid. Ia menerima pendidikan di Sekolah Kerajaan Prince's School dari pejabat-pejabat dan tokoh-tokoh intelektual keagamaan dan dibesarkan di bawah pengawasan ketat Raja Abdul Aziz yang adalah ayahnya. Pangeran Abdullah dikenal sangat kuat memegang ajaran agama dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap rakyat dan Tanah Air. Ia langsung mendapat pendidikan dari para ulama senior Arab Saudi di bidang agama, sejarah, politik, dan sosiologi.

      Karier

       Jabatan yang pernah disandang

      Abdullah juga pernah menjabat Perdana Menteri dan Komandan Dewan Garda Nasional. Ia juga pimpinan Supreme Economic Council, Wakil Presiden High Council for Petroleum and Minerals, Presiden King Abdulaziz Centre for National Dialogue, Wakil Pimpinan Council of Civil Service, dan anggotaMilitary Service Council.

     Komandan satuan elit

      Pada tahun 1962, ia ditunjuk sebagai komandan satuan elit Pengawal Nasional karena pengalamannya yang luas dalam urusan Badui dan kabilah di padang pasir semenanjung Jazirah Arab. Sejak menjabat komandan dan Pengawal Nasional, sosoknya sudah tak bisa dipisahkan dari kesatuan elite tersebut. Pada anggota Pengawal Nasional berasal khusus dari anak cucu Mujahidin yang pernah berjuang bersama Raja Abdul Aziz dalam menyatukan Jazirah Arab dan kemudian mendirikan negara Arab Saudi.
      Pangeran Abdullah berhasil memimpin Pengawal Nasional bukan semata sebagai lembaga militer tetapi juga wadah sosial dan budaya anggotanya. Semenjak ia dipercaya sebagai komandan pengawal nasional telah dilakukan restrukturisasi dan resionalisasi sesuai dengan manajemen militer modern. Sebagai bentuknya, ia mendirikan akademi militer untuk mendidik dan menempa kandidat anggota dan perwira pengawal nasional. Akademi militer tersebut dinamakan Institut Militer Raja Khalid bin Abdul Aziz. Institut ini diresmikan olehnya pada 18 Desember 1982.
      Ia menangani sendiri mega-proyek pengembangan pengawal nasional. Karena, lembaga itu merupakan titik balik sejarah lembaga satuan elite pengawal nasional. Di antara mega-proyek itu seperti pembentukan divisi gabungan dalam jajaran pengawal nasional yang terdiri dari satuan logistik, intelijen, dan infanteri. Pangeran Abdullah juga mendirikan kompleks militer dan tempat latihan khusus untuk satuan elite pengawal nasional.

      Sebagai putra mahkota

      Pada 29 Maret 1975, ia ditunjuk sebagai Deputi Kedua Dewan Kabinet Arab Saudi. Selain ditunjuk oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz sebagai putra mahkota pada 13 Juni 1982. Pada hari itu juga, Pangeran Abdullah dipromosikan sebagai Deputi Utama Dewan Kabinet Arab Saudi. Sejak kesehatan Raja Fahd bin Abdul Aziz menurun, praktis secara de facto mengendalikan kekuasaan dan kebijakan dalam dan luar negeri. Ia diangkat sebagai bupate de facto regent pada tahun 1996. Ia amat menaruh perhatian pada upaya pelestarian budaya dan khazanah yang melibatkan para ulama dari dunia Arab dan Islam.

      Program privatisasi

      Sejak 1997, dia telah meluncurkan program privatisasi dengan menghapus daftar larangan berusaha dan membiarkan perusahaan publik tumbuh secara bebas. Kebijakan luar negerinya lebih pro-Arab daripada Barat. Pada 1980, ia berhasil sebagai mediator perundingan dalam konflik Suriah-Yordania. Ia juga menjadi arsitek Perjanjian Taif 1989 yang mengakhiri perang sipil di Lebanon pada periode 1975-1990. Selain, meningkatkan kembali hubungan bilateral dengan Mesir, Suriah, dan Iran.

      Seminar Arab Saudi-Palestina

      Pada April 2001, Pangeran Abdullah menyelenggarakan seminar tentang sejarah hubungan Arab Saudi dan Palestina. Seminar itu mendatangkan tokoh-tokoh Arab. Dalam seminar itu dibahas isu dukungan Arab Saudi terhadap perjuangan rakyat Palestina sepanjang sejarahnya dan dalam berbagai aspek. Dari seminar tersebut disimpulkan bahwa Arab Saudi telah memberi dukungan besar perjuangan rakyat Palestina meskipun Arab Saudi tidak termasuk negara Arab garis depan yang berbatasan langsung dengan Israel.

      Mediator

       Konflik Arab-Israel

      Dengan bobot kapasitasnya di dunia Arab dan Islam, Arab Saudi senantiasa hadir secara kuat dalam kancah konflik Arab-Israel. Pemerintah Arab Saudi ikut menjadi mediator konflik militer Palestina-Yordania pada September 1970. Konflik ini dikenal dengan Black September. Konflik itu berakhir dengan keluarnya Yasser Arafat (1929-2005) dariYordania menuju Lebanon.

       Konflik internal Arab

      Arab Saudi juga tampil sebagai mediator dalam upaya menengahi perbedaan pendapat antara Suriah dan Palestina dengan Mesir. Di pihak lain menyusul meletusnya perang saudara di Lebanon tahun 1975. Upaya damai tersebut dimaksudkan untuk memelihara kesatuan potensi kekuatan Arab dalam menghadapi Israel, sehingga menjadi kekuatan tawar-menawar dalam perundingan damai dengan Israel. Upaya damai Arab Saudi yang terkenal adalah inisiatif damai yang ditawarkan Raja Fahd bin Abdul Aziz pada forum KTT Arab tahun 1982 di Fez (Maroko).

       Proposal damai dengan Israel

      Saat itu, Raja Fahd menawarkan inisiatif damai berdasarkan Resolusi PBB Nomor 242 dan Nomor 338. Untuk pertama kalinya, negara-negara Arab siap mengakui Israel sebagai negara yang bisa hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara Arab. Pertengahan Februari2002, Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz mengungkapkan kepada wartawan The New York Times bernama Thomas Friedman tentang proposal damai mengenai Israel.

      Proposal yang disebut Proposal Damai Arab Saudi semakin strategis karena dilontarkan ketika negara-negara Arab bersiap menggelar KTT Arab di Beirut (Lebanon) pada 27-28 Maret 2002. Di samping itu, Proposal Damai Arab Saudi disampaikan ketika aksi kekerasan Israel-Palestina mencapai titik terburuknya sejak Intifada Al Aqsa pada 28 September 2000. Proposal itu sendiri merupakan pengembangan inisiatif damai yang pernah dilontarkan Raja Fahd 20 tahun berlalu. Ketika itu, Raja Fahd hanya siap mengakui negara Israel. Tetapi, Pangeran Abdullah lebih jauh dari itu yakni menjalin hubungan normal dengan Israel dalam semua aspek kehidupan. Aspek itu seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, wisata, dan sebagainya.

       Diangkat sebagai Raja

      Ia semakin leluasa menjalankan pemerintahan setelah dinyatakan secara resmi sebagai raja Arab Saudi sejak wafatnya Raja Fahd bin Abdul Aziz pada 1 Agustus 2005. Sementera, Menteri Pertahanan Sultan bin Abdul Aziz dinyatakan sebagai putra mahkota. Di bidang sosial-politik, Abdullah menyelenggarakan dialog nasional yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat dan menggelar pemilihan langsung anggota kota praja (Dewan Konsultatif) secara nasional awal tahun 2005. Ia juga membuka kesempatan kepada para pemodal asing untuk menanamkan investasi di bidang eksplorasi dan produksi gas.

      Ia diresmikan menjadi Raja pada 3 Agustus 2005. Abdullah juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Komandan Garda Nasional Saudi. Dia diberikan jabatan Komandan Garda Nasional Saudi pada tahun 1963 dan jabatan Wakil Perdana Menteri pada Juni 1982. Dari empat istrinya lahir sepuluh putra dan 10 putri. Sebelum menjadi komandan Garda Nasional, ia menjabat Wali Kota Mekkah. Ia dikenal dekat dengan rezim barat dalam memusuhi pejuang Islam yang lurus. Gaya hidup para pangeran negeri Arab yang biasanya lekat dengan banyak wanita dan kehidupan gemerlap juga tersemat di dirinya.

3 komentar:

  1. Waaw,,,,,!!!!!!' Keren yah, smoga indonesia juga bisa seperti arab saudi

    BalasHapus
  2. Yah sngat mmbamtu untuk pentahuan kita sehingga saya khusnya thu sejarah raja2 di Arab yg bertahta. Tpi mana nih . Kelanjutanya Admin. ? Tetimaksih ya Anda sdah detail mnceritakn sejah Arab
    .🙏🙏

    BalasHapus
  3. Titanium Earring posts - ITADIAN ARTIST
    Who are these? · Titanium Earring · How is titanium iv chloride they supposed to hold gold titanium a titanium ore point nipple piercing jewelry titanium (with an angle) on the A type titanium belt buckle of tipster/

    BalasHapus